The best Side of Kumpulan Cerpen Fiksi
The best Side of Kumpulan Cerpen Fiksi
Blog Article
Dengan rasa cemas, ia pun menghampiri singa tersebut yang sedang kesakitan karena punggungnya tertusuk kayu. Dengan penuh rasa takut, pemuda tersebut menghampiri sang singa sambil menenangkannya dengan berkata.
Abu Nawas kemudian naik ke menara yang tinggi dan mengepak-ngepakkan tangannya seperti mau terbang. Baginda Raja pun jenuh menunggu dan memanggil Abu Nawas turun ke bawah dan bertanya kenapa tidak kunjung terbang?
Anak anjing itu sangat senang berada di dekat June dan mengikutinya ke mana-mana. June merasa kesal dan akhirnya mengelus-elusnya. Anak anjing itu mulai melompat-lompat dan June tidak bisa menahan gelak tawanya.
Tidak jauh dari kebun itu, terdapat seekor Kelinci kecil bersama ibunya yang tinggal di sebuah lubang. Kelinci ini selalu ke luar dari lubangnya dan menunggu sampai serigala pergi meninggalkan ladang untuk mencari ayam atau yang lainnya untuk dimakan.
Esok harinya, hujan turun lagi. Ayah menampung air di ember sebelum hujan berhenti. Kota kami ditutup sehingga kami tidak punya air untuk mandi.
Raut kecewa tergambar di wajah Upi dan Pusi. Mereka gagal makan kue yang beraroma lezat itu. Cici berlari menjauhi temannya dan memakan kue itu sendiri.
Suatu hari, ketika Zephyr sedang menggelar pertunjukan Cerita Fiksi sihir di depan seluruh desa, ia membuat kesalahan besar. Sihirnya terbalik dan menyebabkan kekacauan besar. Desa itu dilanda badai dan kekacauan.
Di tengah perjalanan Hati dan Ima melihat rumah yang hampir sama seperti raga, mungkin lebih parah dari raga. Rumah itu mempunyai tembok tetapi seperempatnya sudah hancur.
Kami semua bergegas keluar dan mulai berbaris. Ibu Expert datang dan memberitahu kami bahwa sekarang saatnya istirahat dan tidak perlu berbaris. Waktunya bermain!
Itulah tadi beberapa contoh cerita fiksi pendek yang menghibur dan penuh makna. Mempelajari karya fiksi memberikan amanat ethical dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
Salah satu siswa yang bersamaku mulai menangis. Seorang siswa perempuan yang lebih tua bertanya apa yang terjadi.
Aku melihat sebuah kelas dan masuk ke dalamnya. Dua siswa lain mengikutiku. Tak seorang pun dari kami yang tahu harus ke mana.
“Baiklah kalo itu keinginanmu, mari bergegas dan segera mencari alamat Ika dahulu.” jawab Mamanya dengan penuh perhatian.
Pada pagi hari, aku berjalan-jalan di hutan yang rimbun. aku mendapati diri aku terpesona oleh keindahan alam, dan rasanya seolah-olah aku menyatu dengan alam. Aku mendaki perbukitan tinggi yang memberi pandangan indah ke danau biru yang berkilau di bawahnya.